Friday, December 5, 2014

SUAMI ISTERI...JANGAN DIUNGKAP TIGA PERKARA INI KEPADA PASANGAN KAMU!

Kehidupan suami isteri dalam sebuah keluarga bukanlah kehidupan surga yang hanya berisi kenikmatan dan suka cita. Seromantis apapun suami isteri, sesakinah apapun keluarga, suatu saat pasti ada masalahnya. Kadang suami isteri berselisih dalam satu hal, atau ‘bertengkar’.

Perselisihan atau ‘pertengkaran’ yang sesekali terjadi pada suami isteri bukanlah hal yang fatal. Sepanjang bisa mengendalikan diri dan mengontrol kata-kata. Nah, agar perselisihan atau ‘pertengkaran’ tidak berkepanjangan, tidak membawa luka mendalam serta tidak merusak hubungan cinta dan kasih sayang, suami isteri perlu menghindari tiga ucapan ini:
Ancaman

Suami isteri harus menghindari kata-kata yang bernada ancaman. Sebab ancaman hanya makin menambah kemarahan pasangan hidup kita dan masalah berkepanjangan. Kalaupun ancaman meredakan masalah secara temporeri, ia membekaskan kekhawatiran di jiwa pasangan hidup kita.

Kata-kata seperti “Awas, kalau kamu tidak berubah, aku akan pergi dari rumah ini” atau “Jika kamu mengulangi hal itu lagi, aku akan mengusirmu dari rumah ini” harus dihindari. Betapa banyaknya keluarga yang berantakan setelah suami mengeluarkan ancaman semacam ini, kemudian isterinya menjawabnya dengan ancaman pula. “Oke, kalau begitu aku akan pulang ke rumah orangtuaku.”

Yang lebih berbahaya, jika suami mengancam dengan menggunakan kata “cerai.” Seperti kalimat: “Kalau begini caranya, aku akan menceraikanmu.”

Rasulullah mengingatkan tentang kata-kata cerai ini.
ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ وَالرَّجْعَةُ

“Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap serius, yakni nikah, talak dan rujuk” (HR. Abu Daud)

Imam Nawawi menjelaskan, “Orang yang mentalak dalam keadaan ridha, marah, serius maupun bercanda, talaknya tetap jatuh”
Ungkapan kebencian

Meskipun sedang marah atau ‘bertengkar’ dengan pasangan, hindari kata-kata “Aku benci kamu.” Sebab, disedari atau tidak, kata-kata ungkapan kebencian ini bisa sangat membekas di hati pasangan hidup, khususnya ketika diucapkan oleh seorang suami kepada isterinya. Sang isteri akan merasa bahwa suaminya sudah tak lagi mencintainya. Dan ini berbahaya bagi kehidupan pernikahannya.

Bahkan, bekas sayatan hati karena ungkapan benci ini akan terus terbawa dalam benak isteri meskipun kemarahan sudah mereda, pertengkaran sudah selesai, dan permalasahan sudah teratasi. Salah satu tandanya, ketika ada hal yang tak diinginkan dari suami, isteri teringat kembali akan kata-kata itu. Para suami perlu menyadari bahwa wanita adalah makhluk perasa. Sensitif perasaannya.
“Selalu” dan “Tidak Pernah”

Kata-kata ini juga perlu dihindari. “Selalu” dan “tidak pernah.” Misalnya ketika suami isteri bertengkar gara-gara anaknya yang masih  terlambat kesekolah. “Ini gara-gara kamu, kamu selalu terlambat menyiapkan sarapan,” kata suami. Padahal, dalam satu mimggu atau satu bulan, baru kali itu sang isteri terlambat menyiapkan sarapan. Itu pun karena dirinya tidak sehat.

Sedangkan penggunaan kata “tidak pernah” umumnya lebih sering dipakai wanita. Ketika marah kepada suaminya, ia mengatakan “Engkau tidak pernah membahagiakanku”, “Kau tidak pernah memberiku nafkah yang layak” dan seterusnya.

Kata-kata “tidak pernah” ini merupakan bentuk pengingkaran atas kebaikan pasangan hidup kita. Dan karena ini banyak digunakan wanita, inilah yang menyebabkan kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Sebagaimana sabda Rasulullah:
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku lihat ternyata majoriti penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Mengapa para wanita menjadi majoriti penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang isteri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali tidak pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

No comments:

Post a Comment