Monday, April 13, 2015

Sifat 20 Untuk Mantabkan Akidah Umat Islam Agar Tidak Mudah Murtad

Sifat 20 Untuk Mantapkan Aqidah Ummat Islam Agar Tak Mudah Murtad

Ajaràn Sifat 20 adalah bagian dari ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang asli untuk memantapkan aqidah ummat Islam sehingga tidak mudah dimurtadkan. Terbukti selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah kaum kafir, pada tahun 1960, 92% rakyat Indonesia masih Muslim.
Pada sifat 20 ummat Islam diajarkan 20 sifat Allah yang wajib dan mustahil dgn dalil akal dan Al Qur’an sehingga iman mereka jadi kuat sejak umur 7 tahun atau kurang. Diajarkan Allah itu wujud / ada. Mustahil tidak ada. Allah itu hidup. Mustahil mati. Satu. Mustahil berbilang. Semua ada dalil Al Qur’annya.

Namun Wahabi yang didirikan pada tahun 1700-an masehi oleh Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi at Tamimi yang deras masuk ke Indonesia sejak tahun 1980-an menolak Sifat 20. Mereka ganti dgn pahsm 3: Tauhid Uluhiyyah, Tauhid Rububiyyah, dan Asma wa Shifat yang sulit dipahami kebanyakan orang dan anak kecil. Akibatnya aqidah ummat Islam jadi lemah dan mudah dimurtadkan sehingga jumlah Muslim kurang dari 80%. Tidak dijelaskan alasan Tuhan itu ada dan mengapa Allah kita sembah sbg Tuhan.

Kenapa Wahabi berkembang pesat? Karena gelontoran dana amat besar dari Arab Saudi dan Qatar. Di kedua negara ini ada pangkalan militer AS yg merupakan sekutu Israel untuk menyerang negara2 Islam di sekitarnya seperti Iraq. Mereka cetak buku2 dan website2 Islam ala Wahabi. Jadi pemuda yg tidak ngaji tapi belajar Islam lewat buku dan internet adalah sasaran empuk mereka. Mereka dirikan juga TV dan Radio seperti Rujak TV.

Mereka sebar fitnah bahwa ulama Aswaja musyrik karena ziarah dan berdoa (kepada Allah) di kuburan2 wali. Mereka anggap para ulama sbg Ahlul Bid’ah sesat karena kejahilan mereka akan bid’ah hasanah / ni’matul bid’ah yg diungkap Khalifah Umar bin Khoththob ra di depan para sahabat saat mengadakan tarawih berjama’ah di masjid.

Jadi pahàm Wahabi bukan paham sahabat yg mengenal ni’matul bid’ah. Bukan Salaf. Tapi paham manusia akhir zaman Muhammad bin Abdul Wahhab yang lahir tahun 1701 di Najd. Nabi berkata ajan muncul fitnah dan tanduk setan dari Najd. Negeri Nabi seperti Madinah dan Mekkah ada di Hijaz. Ada pun Najd meliputi kota Riyadh. MBAW ini dari Bani Tamim yang merupakan suku Zul Khuwairisah, khawarij pertama. Dari Bani Tamim ini akan muncul gerombolan Khawarij yg lebih gemar menumpahkan darah Muslim yg mereka fitnah sbg musyrik/kafir ketimbang orang kafir ORI macam Israel.

Ada Wahabi muda yg menuduh Sifar 20 bid’ah karena dibuat Imam Abu Hasan Al Asy’ari yang lahir tahun 240 H. Padahal itu masih 3 abad pertama Islam. Dia tidak sadar Tauhid Trinitas yg dia pelajari lahir setelah tahun 1115 H. Abad kegelapan Islam. Akhir zaman. Dia sendiri lahir setelah tahun 1300-an Masehi. Tauhid Trinitad juga bid’ah karena tak ada dalam Al Qur’an dan Hadits.
Kenapa Sifat 20 disebut wajib?
Karena sifat Allah seperti Hidup, Satu, Maha Kuasa selalu ada. Beda dgn Sifat ArRahman dan ArRahim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang hilang saat Allah menyiksa orang2 kafir dgn azab yg pedih. Makanya kalimat Bismillahir Rohmannir Rohiim tidak disebut dalam surat Al Ahzab.
Selain itu mudah bagi kita belajar 20 sifat Allah yang penting. Apa bisa kita menpelajari Sifar Allah yang tidak terbatas? Jika 20 sifat saja tak mau belajar, apalagi tak terbatad. Akhirnya aqidahnya lemah.

2. Qidam (Terdahulu)

Allah itu Qidam (Terdahulu). Mustahil Allah itu Huduts (Baru).

“Dialah Yang Awal …” [Al Hadiid:3]

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia.
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu..?” [Al Mu’min:62]

Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada.

Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya, yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan. Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih dulu, kemudian baru muncul Tuhan.

3. Baqo’ (Kekal)

Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu Fana’ (Binasa).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati…” [Al Furqon 58]

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar Rahman:26-27]

Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati, maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.

Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski kehilangan segala yang kita cintai.

4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak Serupa dengan MakhlukNya)

Allah itu berbeda dengan makhlukNya (Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya misalnya sama lemahnya dengan manusia, niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!

Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa. Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus lainnya.

“…Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia…” [Asy Syuura:11]

Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat “Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu, sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti manusia dulu mati (tidak ada). Setelah itu baru dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.

Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.” Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa menghancurkan alam semesta. Sementara manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika mati juga tidak berdaya. Saat tidur pun manusia sama sekali tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan mati.

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)

Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah (Berhajat/butuh) pada makhluknya.

“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa’ 111]

Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan. Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh tukang masak agar bisa makan. Dia butuh pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh susu ibunya, dan sebagainya.

Sebaliknya Allah berdiri sendiri. Dia tidak butuh makhluknya. Seandainya seluruh makhluk memujiNya, niscaya tidak bertambah sedikitpun kemuliaanNya. Sebaliknya jika seluruh makhluk menghinaNya, tidaklah berkurang sedikitpun kemuliaanNya.

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” [ Faathir 15]
Hikmah: Tidak sombong dan memohon hanya kepada Allah. Karena Manusia ketika lahir butuh bantuan. Demikian pula ketika mati meski dia kaya dan berkuasa

6. Wahdaaniyah (Esa)

Allah itu Wahdaaniyah (Esa/Satu). Mustahil Allah itu banyak (Ta’addud) seperti 2, 3, 4, dan seterusnya.

Allah itu Maha Kuasa. Jika ada sekutuNya, maka Dia bukan yang Maha Kuasa lagi. Jika satu Tuhan Maha Pencipta, maka Tuhan yang lain kekuasaannya terbatas karena bukan Maha Pencipta.

”Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu” [Al Mu’minuun:91]

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” [Al Ikhlas:1-4]

Oleh karena itu, ummat Islam harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa/Satu, yaitu Allah. Tidak pantas bagi ummat Islam untuk menyembah Tuhan selain Allah seperti Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Roh Kudus. Tidak pantas juga bagi ummat Islam untuk menyembah 3 Tuhan di mana satu adalah yang Menciptakan, satu lagi yang merusak, dan terakhir yang memelihara.

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]

Hikmah: Tidak mempersekutukan Allah

Salafi Wahabi Kuasai Google dan Wikipedia

Salafi Wahabi Kuasai Google dan Wikipedia!
Wahhabi Kuasai Google dan Wikipedia
Guna menyebarkan paham sesatnya, Wahabi kuasai Google dan Wikipedia dgn uangnya.
Di Google selain sama2 membawa kepentingan Zionis Yahudi, Wahhabi membuat banyak artikel di internet dan membayar SEO agar tampil di halaman pertama, juga menjatuhkan website2 yang anti mereka.
Di Wikipedia yang juga harus berbayar, artikel2 tentang Wahabi dan Muhammad bin Abdul Wahhab sangat bias. Hanya dari 1 sisi, yaitu Wahhabi. Tulisan dari pihak lain dihapus/tidak disetujui.
Ini contohnya:
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhab
Tapi meski amat Pro Wahhabi, sebetulnya kita bisa menemukan ketidak-beresannya. Misalnya:
====

Demikianlah perjuangan Syeikh yang berawal dengan lisan, lalu dengan pena dan seterusnya dengan senjata, telah didukung sepenuhnya oleh Amir Muhammad bin Saud, penguasa Dar’iyah. Beliau pertama kali yang mengumandangkan jihadnya dengan pedang pada tahun 1158 H. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang da’i ilallah, apabila tidak didukung oleh kekuatan yang mantap, pasti dakwahnya akan surut, meskipun pada tahap pertama mengalami kemajuan. Namun pada akhirnya orang akan jemu dan secara beransur-ansur dakwah itu akan ditinggalkan oleh para pendukungnya.

====

Tidak dijelaskan disebut siapa yang diperangi/dibunuh Muhammad bin Abdul Wahhab. Yang jelas dari literatur lain yang dibantai kaum Wahhabi adalah ummat Islam di Thaif, Mekkah, dan Madinah. Muhammad bin Abdul Wahhab bersama dengan Ibnu Su’ud (Pendiri Kerajaan Arab Saudi) juga memerangi Kekhalifahan Islami Turki dan Mesir.

=====

Oleh karena itu, maka kekuatan yang paling ampuh untuk mempertahankan dakwah dan pendukungnya, tidak lain harus didukung oleh senjata. Karena masyarakat yang dijadikan sebagai objek daripada dakwah kadangkala tidak mampan dengan lisan mahupun tulisan, akan tetapi mereka harus diiring dengan senjata, maka waktu itulah perlunya memainkan peranan senjata.

====
“Dakwah” Muhammad bin Abdul Wahhab katanya dengan “SENJATA”. Ini agar “MASYARAKAT” yang jadi Obyek Dakwahnya (baca: Ummat Islam di jazirah Arab Saudi) mau “turut”. Banyak yang tewas karenanya.

Ini tidak sesuai dengan sunnah Nabi yang lembut dengan orang2 yang beriman dan keras dengan orang2 kafir. Namun kaum Wahhabi dgn ideologi takfirnya memang mengkafirkan orang Islam.

Tidak dijelaskan juga “SENJATA”nya didapat dari Zionis Inggris sehingga bisa mengalahkan tentara Turki dan Mesir. Dari zaman dulu hingga sekarang, Arab Saudi tidak mampu membuat senjata. Mereka cuma beli dari Inggris dan sekarang dari AS. Contohnya saat ini Arab Saudi membeli berbagai pesawat tempur AS seperti F15 senilai US$ 60 MILYAR!
Jadi banyak fakta yang disembunyikan di Wikipedia yang jadi alat untuk penyebaran paham Wahabi.

Di Wikipedia tsb disebut ayahnya dan kakaknya Sulaiman bangga terhadap “Kecerdasan” Muhammad bin Abdul Wahhab:
===

Saudara kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, menceritakan betapa bangganya Syeikh Abdul Wahab, ayah mereka, terhadap kecerdasan Muhammad. Ia pernah berkata, “Sungguh aku telah banyak mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan anakku Muhammad, terutama di bidang ilmu Fiqh”.

===

Padahal di literatur lain justru ayahnya dan kakaknya Sulaiman mengecam kesesatan Muhammad bin Abdul Wahhab. Kakaknya Sulaiman yang juga ulama bahkan menulis 1 buku khusus tentang kesesatan Muhammad bin Abdul Wahhab.

Namun kaum Wahhabi yang didukung Zionis bisa “melindungi” tulisan di atas sehingga tulisan dari pihak lain tidak bisa masuk. Padahal Wikipedia sebetulnya Ensiklopedi Internet yang bisa diedit bersama2. Banyak topik lain yang bisa diedit. Namun topik tentang Wahhabi dan Muhammad bin Abdul Wahhab sudah dikunci demi kepentingan Wahhabi.

Coba lihat tulisan penutupnya:

Demikianlah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dalam dakwah dan jihadnya telah memanfaatkan lisan, pena serta pedangnya seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri, di waktu baginda mengajak kaum Quraisy kepada agama Islam pada waktu dahulu. Yang demikian itu telah dilakukan terus menerus oleh Syeikh Muhammad selama lebih kurang 48 tahun tanpa berhenti, yaitu dari tahun 1158 Hinggalah akhir hayatnya pada tahun 1206 H.

Dengan “bangga” penulis menceritakan  Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab berdakwah dan “BERJIHAD” dengan lisan, pena, dan PEDANG sebagaimana Nabi Muhammad mengajak kaum Quraisy kepada Islam di zaman dulu. Cuma apa penulis tsb berpikir bahwa yang diajak Nabi Muhammad dengan “PEDANG” itu adalah kaum KAFIR QURAISY PENYEMBAH BERHALA. Bukan ummat Islam.

Nabi pun tidak semena-mena membunuh mereka sebagaimana yang dilakukan Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyerbu kota Thaif, Mekkah, dan Madinah dan membantai penduduknya. Nabi sekedar membela diri dari serangan tentara kafir Quraisy di Madinah saat Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq.

Saat Futuh Mekkah, Nabi juga tidak membantainya. Beliau memberi kesempatan bagi kaum kafir Quraisy guna berlindung di rumah mereka masing-masing dan di rumah Abu Sofyan. Ini beda jauh dengan tentara Muhammad bin Abdul Wahhab yang menerobos masuk rumah ulama dan menyembelihnya di hadapan anak cucu mereka. Itulah “DAKWAH PEDANG” yang meski tidak jelas disebut di Wikipedia tersebut, namun tersirat di situ.

Nabi Muhammad keras terhadap orang-orang kafir, namun lemah-lembut terhadap sesama. Bahkan terhadap tokoh munafik Abdullah bin Ubay beserta 300 pengikutnya, Nabi tak mau memerangi mereka. Terhadap kaum kafir pun Nabi tidak main serang. Nabi baru memerangi mereka jika timbul fitnah seperti saat 70 utusan Muslim dibunuh tentara Romawi, baru beliau bersama pasukannya menunggu tentara Romawi di kota Tabuk. Perbatasan antara wilayah Islam dan Romawi. Jadi tidak main serbu negara orang.

Nah Salafi Wahabi tidak seperti itu. Tidak ada peperangan melawan kaum kafir seperti Inggris yang Nasrani atau pun India yang Hindu. Pedang/Perang/Pembantaian hanya ditujukan kepada ummat Islam di jazirah Arab (termasuk Mekkah dan Madinah) yang mereka fitnah sebagai Musyrik dan Kafir.

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)

 

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Wahabi Tuduh Muslim Lebih Syirik dari Musyrikin Qurais Mekah

Wahabi Tuduh Muslim Lebih Syirik dari Musyrikin Quraisy Mekkah
Ini adalah pendapat pendiri gerakan Wahhabi, Muhammad bin Abdul Wahhab dari situs Wahabi sendiri, yaitu muslim.or.id. Yang jadi pertanyaan: Kalau ummat Islam di Mekkah dan Madinah itu Musyrik bahkan kemusyrikannya melebihi kaum kafir Quraisy Mekkah yang menyembah berhala, lalu di manakah ummat Islam yang lurus? Apakah cuma Muhammad bin Abdul Wahhab dan segelintir pengikutnya saja yang lurus atau tidak musyrik?

Ummat Islam lebih Musyrik dari Kaum Musyrikin Mekkah Penyembah Berhala?

Ini tulisannya:

Adapun daerah Hijaz (Mekkah dan Madinah) sekalipun tersebarnya ilmu dikarenakan keberadaan dua kota suci yang selalu dikunjungi oleh para ulama dan penuntut ilmu. Di sini tersebar kebiasaan suka bersumpah dengan selain Allah, menembok serta membangun kubah-kubah di atas kuburan serta berdoa di sana untuk mendapatkan kebaikan atau untuk menolak mara bahaya dsb (lihat pembahasan ini dalam kitab Raudhatul Afkar karangan Ibnu Qhanim). Begitu pula halnya dengan negeri-negeri sekitar hijaz, apalagi negeri yang jauh dari dua kota suci tersebut, ditambah lagi kurangnya ulama, tentu akan lebih memprihatinkan lagi dari apa yang terjadi di Jazirah Arab.

Hal ini disebut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya al-Qawa’id Arba’: “Sesungguhnya kesyirikan pada zaman kita sekarang melebihi kesyirikan umat yang lalu, kesyirikan umat yang lalu hanya pada waktu senang saja, akan tetapi mereka ikhlas pada saat menghadapi bahaya, sedangkan kesyirikan pada zaman kita senantiasa pada setiap waktu, baik di saat aman apalagi saat mendapat bahaya.” Dalilnya firman Allah:

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

“Maka apabila mereka menaiki kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan agama padanya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, seketika mereka kembali berbuat syirik.” (QS. al-Ankabut: 65)

Dalam ayat ini Allah terangkan bahwa mereka ketika berada dalam ancaman bencana yaitu tenggelam dalam lautan, mereka berdoa hanya semata kepada Allah dan melupakan berhala atau sesembahan mereka baik dari orang sholeh, batu dan pepohonan, namun saat mereka telah selamat sampai di daratan mereka kembali berbuat syirik. Tetapi pada zaman sekarang orang melakukan syirik dalam setiap saat.

http://muslim.or.id/manhaj/apa-itu-wahabi-1.html

Kaum Wahabi memakai ayat-ayat Al Qur’an yang Asbabun Nuzulnya berkaitan dengan kaum kafir Quraisy yang menyembah berhala untuk mengkafirkan ummat Islam sebagai Musyrik. Satu hal yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi, sahabat, dan para Ulama Salaf. Padahal di ayat itu dijelaskan bahwa saat mereka sampai ke DARATAN, mereka kembali MENYEMBAH BERHALA. Jadi menyembah Allah saat di laut saja.

Nah sekarang coba kita tanya dan pikirkan, apakah ummat Islam yang ada di daratan ini menyembah berhala sebagaimana kaum kafir Quraisy? Tidak bukan? Ummat Islam itu menyembah Allah semata. Jadi itu adalah su’u zhon yang buruk sekali.

Tidak pernah Nabi menuduh ummat Islam sebagai Musyrik apalagi lebih musyrik daripada kaum kafir Quraisy Mekkah. Bahkan Allah di Al Qur’an memuji ummat Islam sebagai ummat terbaik:

“Kamu (Ummat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” [Ali ‘Imran 110]

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/12/23/beda-jamaah-vs-firqoh-dan-ghuroba/

Setelah menuduh ummat Islam sebagai Musyrik, bersama Muhammad bin Saud dan dibantu oleh dana dan senjata Inggris, Wahabi memerangi dan membunuh ummat Islam di Thaif, Mekkah, Madinah, dsb dengan dalih memurnikan agama Islam. Ummat Islam yang menentangnya difitnah sebagai Musuh Allah, Musuh Islam, Musuh Tauhid, dan sebagainya.

Mengkafirkan ummat Islam itu besar dosanya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu (atau mengucapkan Tahlil): “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” [An Nisaa’ 94]

Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)

Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/10/26/jangan-mudah-mengkafirkan-sesama-muslim/

Insya Allah ummat Islam adalah ummat yang menjunjung Tauhid. Jika pun ada yang sesat, jumlahnya amat kecil/minoritas. Tidak bisa menisbatkan/menggeneralisasi kesesatan/kemusyrikan kepada mayoritas/jama’ah Muslim. Nabi tidak pernah mengkhawatirkan ummat Islam akan jadi musyrik sebagaimana Wahabi:

Dari Uqbah bin Amir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. pergi keluar ke tempat orang-orang yang terbunuh dalam peperangan Uhud, lalu beliau s.a.w. mendoakan mereka setelah terkubur selama delapan tahun, sebagai seorang yang hendak mohon diri untuk orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati. Kemudian beliau s.a.w. naik ke mimbar lalu bersabda: “Sesungguhnya saya sekarang ini di hadapan engkau semua sebagai orang yang mendahului dan saya menyaksikan atasmu semua. Sesungguhnya tempat perjanjian kita bertemu lagi ialah di Haudh -sebuah danau di syurga. Sesungguhnya saya dapat melihat Haudh itu dari tempatku ini. Tidak ada yang benar-benar saya takuti untuk menimpa engkau semua kalau engkau semua akan menjadi orang musyrik -sebab tentulah jauh dari kemusyrikan itu, tetapi yang saya takutkan menimpa engkau semua ialah kalau engkau semua sama berlomba-lomba dalam mengejar keduniaan.” Uqbah berkata: “Itulah yang merupakan pandangan saya yang terakhir yang saya dapat melihat kepada Rasulullah s.a.w.” (Muttafaq ‘alaih)

Wahabi “mengkhawatirkan” dan menuduh ummat Islam musyrik agar punya dalih untuk memerangi ummat Islam.

Muhammad bin Saud sebagai pemimpin Dir’iyah waktu itu mendatangi tempat di mana Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menumpang, maka di situ terjalinlah perjanjian yang penuh berkah bahwa di antara keduanya berjanji akan bekerja sama dalam menegakkan agama Allah.

http://muslim.or.id/manhaj/apa-itu-wahabi-1.html

Dengan bersekutu dengan penguasa yang memerangi ummat Islam dengan dibantu kaum kafir harbi Inggris, cukuplah hadits Nabi ini menggambarkan siapa Muhammad bin Abdul Wahhab itu:

Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/12/23/beda-jamaah-vs-firqoh-dan-ghuroba/

Siapa Musuh Wahabi? Orang Kafir apa Ummat Islam?

Coba kita lihat tulisan Wahabi yang menggambarkan bagaimana Muhammad bin Abdul Wahhab mendapat tentangan dari “Musuh-musuhnya”:

Karena hari demi hari dakwah tauhid semakin tersebar mereka para musuh dakwah tidak mampu lagi untuk melawan dengan kekuatan, maka mereka berpindah arah dengan memfitnah dan menyebarkan isu-isu bohong supaya mendapat dukungan dari pihak lain untuk menghambat laju dakwah tauhid tersebut. Diantar fitnah yang tersebar adalah sebutan wahabi untuk orang yang mengajak kepada tauhid. Sebagaimana lazimnya setiap penyeru kepada kebenaran pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan onak duri dalam menelapaki perjalanan dakwah.

Sebagaimana telah dijelaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau Kasyfus Syubuhaat: “Ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya di antara hikmah Allah subhaanahu wa ta’ala, tidak diutus seorang nabi pun dengan tauhid ini, melainkan Allah menjadikan baginya musuh-musuh, sebagaimana firman Allah:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

“Demikianlah Kami jadikan bagi setiap Nabi itu musuh (yaitu) setan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada bagian yang lain perkataan indah sebagai tipuan.” (QS. al-An-’am: 112)

Bila kita membaca sejarah para nabi tidak seorang pun di antara mereka yang tidak menghadapi tantangan dari kaumnya, bahkan di antara mereka ada yang dibunuh, termasuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dari tanah kelahirannya, beliau dituduh sebagai orang gila, sebagai tukang sihir dan penyair, begitu pula pera ulama yang mengajak kepada ajarannya dalam sepanjang masa. Ada yang dibunuh, dipenjarakan, disiksa, dan sebagainya. Atau dituduh dengan tuduhan yang bukan-bukan untuk memojokkan mereka di hadapan manusia, supaya orang lari dari kebenaran yang mereka serukan.

http://muslim.or.id/manhaj/apa-itu-wahabi-1.html

Wahabi berusaha menyamakan Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Nabi Muhammad dalam menghadapi “Musuh-musuhnya”. Yang tidak dipahami Wahabi adalah musuh Nabi Muhamad itu adalah orang-orang KAFIR. Bukan ummat Islam.

Sementara yang jadi Musuh Wahabi dan dibantai serta dicaci-maki Wahabi itu adalah ummat Islam. Bukan kaum kafir seperti Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, dsb.

Kalau kita benar-benar belajar sejarah, niscaya kita paham tulisan Wahabi di atas adalah tidak benar dan mengandung kepalsuan.

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Berdasarkan hadits Nabi di atas, tak heran para ulama termasuk Sulayman, kakak kandung dari Muhammad bin Abdul Wahhab bahkan ayah MAW sendiri menentang “Dakwah” MAW karena mereka menganggapnya sesat. Namun para ulama tsb difitnah kaum Wahabi sebagai Musuh Tauhid, Musuh Allah, Musuh Islam, dsb.

Penentang Dajjal atau Fitnah dari Najd?

Pada abad (12 H / 17 M) lahirlah seorang pembaharu di negeri Nejd, yaitu: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Dari Kabilah Bani Tamim.

Yang pernah mendapat pujian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau: “Bahwa mereka (yaitu Bani Tamim) adalah umatku yang terkuat dalam menentang Dajjal.” (HR. Bukhari no. 2405, Muslim no. 2525)

http://muslim.or.id/manhaj/apa-itu-wahabi-1.html

Di situ penulis Wahabi berusaha mengklaim bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab yang lahir di Najd itu sebagai pembaharu karena berasal dari Bani Tamim dgn dalil bahwa Bani Tamim adalah terkuat dalam menentang Dajjal. Masalahnya Dajjal belum muncul. Dan yang mengalahkan Dajjal adalah Nabi Isa dan Imam Mahdi. Kaum Najd (termasuk ayah dan kakak MAW) sebetulnya menentang MAW, di situlah kebenarannya. Jadi keliru menganggap Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai Penentang Dajjal karena Dajjal belum ada.

Ada pun Muhammad bin Abdul Wahhab yang banyak menimbulkan fitnah ini lebih sesuai dengan hadits2 di bawah. Sayangnya hadits-hadits ini disembunyikan oleh kaum Wahabi:

Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)

حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]

Jangan Fitnah Muslim Sebagai Kafir/Musyrik

Jangan Fitnah Muslim sebagai Kafir / Musyrik!

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Musyrik itu adalah orang yang menyembah selain Allah atau mempersekutukan Allah. Ini adalah dosa terbesar yang tidak diampuni oleh Allah. Selain syirik besar, ada juga syirik kecil seperti mengakui adanya jimat/pusaka yang memiliki kekuatan selain Allah.

Meski demikian, kita tidak boleh sembarangan menuduh sesama Muslim sebagai musyrik atau kafir hanya dengan menduga/mengamati tanpa adanya pengakuan si pelaku bahwa dia memang menyembah Tuhan selain Allah.

Banyak hal-hal yang sekilas menurut kita aneh, tapi sebetulnya itu bukan Syirik/Musyrik. Contohnya saat Iblis diperintah Allah sujud kepada Nabi Adam. Itu bukan syirik menyembah Adam. Tapi perintah Allah untuk menghormati Nabi Adam. Saat Nabi mencium Hajarul Aswad (batu hitam), itu bukanlah menyembah Hajarul Aswad. Saat orang memegang Ka’bah sambil mulutnya komat-kamit berdoa. Itu bukan berarti dia menyembah Ka’bah. Bisa jadi dia penasaran dgn Ka’bah dan ingin tahu bagaimana rasanya memegang Ka’bah sambil berdoa kepada Allah.

Kabah

Saat kita ziarah ke makam Nabi dan berdoa sambil menghadap jenazah Nabi, itu bukan berarti kita syirik dan menyembah Nabi. Tapi kita tetap berdoa kepada Allah seraya menyampaikan sholawat kepada Nabi Muhammad. Nabi sendiri pernah saat ziarah kubur kemudian berdoa. Jika ada orang yang ekstrim dan dangkal ilmunya, bisa jadi dia mengira orang yang berdoa itu berdoa kepada kuburan dan menyembah kuburan.

Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berikut menunjukkan bolehnya hal itu,

أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ أَوْ شَابًّا، فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا أَوْ عَنْهُ، فَقَالُوا: “مَاتَ”. قَالَ: “أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي؟”. قَالَ فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا أَوْ أَمْرَهُ. فَقَالَ: “دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ!”. فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: “إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ”.

“Dikisahkan seorang wanita hitam atau pemuda biasa menyapu masjid. Suatu hari Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kehilangan dia, sehingga beliaupun menanyakannya.

‘Dia sudah meninggal’ jawab para sahabat.

‘Mengapa kalian tidak memberitahuku?’

Mereka seakan tidak terlalu menaruh perhatian terhadap orang tersebut.

Beliau berkata, ‘Tunjukkan padaku di mana kuburannya?’

Setelah ditunjukkan beliau shalat atasnya, lalu bersabda, ‘Sesungguhnya para penghuni kuburan ini diliputi kegelapan. Sekarang Allâh meneranginya lantaran aku shalat atas mereka.’” H.R. Bukhari (I/551 no. 438) dan Muslim (II/659 no. 956) dengan redaksi Muslim.

Sholat Jenazah

Syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)

Orang-orang Kristen ada yang bilang ummt Islam menyembah batu hitam atau Ka’bah. Saya marah dan megatakan itu tidak benar karena di berbagai ayat Al Qur’an seperti Al Ikhlas, Tuhan Islam itu satu: Allah. Tapi saat saya mencoba memahami bagaimana mereka bisa beranggapan begitu, memang kalau kita melihat orang sujud sholat menghadap Ka’bah, orang yang tidak paham akan mengira ummat Islam menyembah Ka’bah. Padahal itu tidak benar bukan? Begitu pula saat orang mencium Hajarul Aswad atau Sholat Jenazah menghadap ke kuburan. Orang yang awam dan Su’u Zhon mengira mereka menyembah kuburan. Padahal jika kita mau tabayyun ke yang melakukan itu, niscaya kita paham itu tidak benar. Begitu pula orang-orang yang berdoa di kuburan orang2 saleh. Belum tentu mereka menyembah orang saleh. Bisa jadi mereka mendoakan orang2 saleh tsb.

Jadi harus tabayyun dulu kepada orang yang akan kita tuduh [Al Hujuraat 6].

Tuduhan Kembali Pada Pelaku
Konsekwensi yang harus diterima bagi orang-orang yang mudah menuduh Kafir atau Musyrik adalah meraka yang berhak menerima predikat Kafir dan Musyrik. Rasulullah Saw bersabda: “Idzaa qaala ar-rajulu ‘Yaa Kaafiru’ fa qad baa’a bihi ahaduhumaa”, artinya: “Barangsiapa berkata kepada saudaranya ‘Wahai Kafir’, maka sungguh perkataan itu kembali kepada salahsatunya” (HR al-Bukhari No 5638 dari Ibnu Umar)
Hadis ini diperkuat dengan hadis lain: “Laa yarmii rajulun rajulan bil fusuqi wa laa yarmiihi bil kufri illa irtaddat ‘alaihi in lam yakun shaahibuhu kadzalika”. Artinya: “Tidaklah seseorang menuduh kepada orang lain dengan kefasikan (dosa besar) atau dengan kekufuran, kecuali tuduhan itu kembali kepada penuduh, jika yang dituduh tidak sesuai dengan tuduhannya” (HR al-Bukhari No 5585 dari Abu Dzarr)
Bagaimana bisa tuduhan itu kembali kepada pelaku atau penuduh? Syaikh al-Qasthalani menjawab: “Sebab, jika yang menuduh itu benar, maka orang yang dituduh adalah kafir. Namun jika penuduh tersebut dusta (karena yang dituduh tidak kafir), maka penuduh tersebut telah menjadikan iman sebagai kekufuran. Dan barangsiapa yang menjadikan iman sebagai kekufuran, maka ia telah Kafir. Hal ini sebagaimana penafsiran al-Bukhari” (Irsyaad as-Saari ‘ala Syarh al-Bukhaarii 9/65)
Para Sahabat Tidak Menuduh Kafir atau Musrik
Atsar shahabi dari Anas juga menyebutkan bahwa: “Yazid al-Raqqasyi bertanya pada sahabat Anas: Wahai Abu Hamzah. Sesungguhnya orang-orang bersaksi bahwa kita adalah ‘kufur dan syirik’. Anas berkata: Merekalah makhluk yang paling jelek” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushili, dalam al-Musnad IV/132)
Begitupula sahabat Jabir bin Abdillah: “Dari Abu Sufyan: Saya bertanya kepada Jabir yang sedang akan ke Makkah, ia berada di Bani Fihr; ‘Apakah kamu memanggil dengan sebutan Musyrik kepada seseorang yang (salat) menghadap ke Qiblat?’ Jabir menjawab: Saya berlindung kepada Allah. Dia terkejut. Lalu bertanya lagi: ‘Apakah kamu memanggil dengan sebutan Kafir kepada mereka?’ Jabir menjawab: Tidak!’ (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushili, dalam al-Musnad IV/207, dengan sanad yang sahih)
Dua sahabat Rasulullah ini menolak tuduhan Kafir atau Musrik. Sahabat Anas yang dituduh Kafir, justru menolaknya. Sementara Sahabat Jabir juga menolak untuk mengatakan Kafir dan Musyrik kepada umat Islam yang Salat menghadap Ka’bah.
Buat yg memvonis bakar kemenyan/kayu gaharu sebagai musyrik mudah2an hadits di bawah jadi pelajaran. Di antaranya dari website ulama Wahabi, Firanda, sendiri.

Membakar kemenyan/kayu gaharu sebetulnya sunnah Nabi. Makanya banyak orang mengekspor gaharu ke Arab. Itu sekedar pengharum ruangan sehingga jadi nyaman. Meski ulah dukun yg bakar kemenyan itu musyrik, namun membakar kemenyan/kayu gaharu tetap sunnah Nabi karena ada dalilnya:

Buat yg menghukum bakar menyan pasti musyrik, silahkan kaji hadits2 berikut: Jauhkanlah masjid-masjid kamu dari anak-anak kamu, dari pertengkaran kamu, pendarahan kamu dan jual beli kamu. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci. (HR. Al-Thabrani). Apabila kamu mengukup mayyit, maka ganjilkanlah (HR. Ibnu Hibban dan Alhakim)
http://www.sarkub.com/2011/bau-kemenyan-disukai-oleh-nabi

“Rombongan yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di malam purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air. Bejana-bejana mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, pembakar gaharu mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik, dan bagi setiap mereka dua orang istri, yang Nampak sum-sum betis mereka di balik daging karena kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada permusuhan, hati-hati mereka hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang” (HR Al-Bukhari no 3073) http://firanda.com/index.php/artikel/surga-a-neraka/177-berapa-jumlah-bidadari-bagi-setiap-penghuni-surga dan http://www.aldakwah.org/home/21-sifat-sifat-bidadari-surga.html

Nabi memang suka yang wangi2. Zaman dulu tidak ada pewangi rungan macam bayfresh, dsb. Jadi membakar kemenyan/gaharu/qusth/cendana adalah satu cara. Ini ada hadits lagi: Hadis riwayat Ummu `Athiah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak halal bagi seorang wanita berkabung atas seorang mayat selama lebih dari tiga hari kecuali karena kematian suami, yaitu selama empat bulan sepuluh hari. Selama itu ia tidak boleh mengenakan pakaian yang dicelup kecuali pakaian yang sangat sederhana. Ia juga tidak boleh memakai celak mata dan juga tidak boleh memakai wewangian, kecuali hanya sedikit dari qusth (sejenis cendana yang digunakan untuk membuat asap yang wangi) atau azhfar (sejenis wewangian). (Shahih Muslim No.2739)

Ini ada 1 tulisan bagus agar kita tidak sembarang menuduh sesama Muslim itu Musyrik. Karena Syirik itu dosa yg paling besar. Yg menuduh juga jika keliru, maka mendapat dosa yg paling besar. Padahal lidahnya enteng sekali mengatakan itu: Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)

Dan juga dari peristiwa yang sama dengan riwayat yang lain, bahwa Usamah bin Zeyd ra membunuh seorang kafir yang kejam setelah kafir jahat itu mengucap Laa Ilaaha Illallah, maka Rasul saw memanggilnya dan bertanya : MENGAPA KAU MEMBUNUHNYA..?!, Usamah menjawab : Yaa Rasulullah, ia telah membunuh fulan dan fulan, dan membantai muslimin, lalu saat kuangkat pedangku kewajahnya maka ia mengatakan Laa Ilaaha illallah.., lalu Rasul saw menjawab : LALU KAU MEMBUNUHNYA..?!!, Usamah ra menjawab : benar, maka Rasulullah saw berkata : APA YANG AKAN KAU PERBUAT DENGAN LAA ILAAHA ILLLALLAH BILA TELAH DATANG HARI KIAMAT..?!!, maka Usamah berkata : Mohonkan pengampunan bagiku Wahai Rasulullah??, Rasul saw menjawab dengan ucapan yang sama : APA YANG AKAN KAU PERBUAT DENGAN LAA ILAAHA ILLLALLAH BILA TELAH DATANG HARI KIAMAT..?!!!, dan beliau terus mengulang ulangnya.. (Shahih Muslim Bab 41 no.160).

Kita tak bisa menilai orang yang berbuat apapun dengan tuduhan syirik, dia berkomat kamit dengan sajen dan mandi sumur tujuh rupa dan segala macam kebiasaan orang kafir lainnya, ini merupakan adat istiadat biasa, tak mungkin kita mengatakannya musyrik hanya karena melihat perbuatannya, kecuali ia ber ikrar dengan lidahnya.
Satu contoh, seorang muslim mandi air kembang, berendam di air mawar, lalu menaruh keris di pinggangnya, lalu menyalakan kemenyan, lalu ia shalat, musyrikkah ia?,
dan orang lain mandi dengan shower, berendam di air hangat, menggunakan busa mandi, lalu menaruh pistol dipinggangnya, lalu menyemprotkan pewangi ruangan, lalu shalat, musyrikkah dia?,
apa bedanya?, keduanya melakukan kebiasaan orang kafir..

Kesimpulannya adalah, tidak ada kalimat musyrik bisa dituduhkan kepada siapapun terkecuali dengan kesaksian lidahnya. Hati-hatilah dengan ucapan syirik, bila seseorang muslim lalu musyrik, maka pernikahannya batal, istrinya haram dikumpulinya, jima dengan istri terhitung zina, anaknya tak bernasab padanya, kewaliannya atas putrinya tidak sah, dan bila keluarganya wafat ia tak mewarisi dan bila ia wafat tak pula diwarisi, ia diharamkan shalat, diharamkan dikuburkan di pekuburan muslimin.

http://nabimuhammad.wordpress.com/2008/10/23/bolehkah-berdoa-di-kuburan-apa-hukumnya-kemeyan-dan-mandi-kembang/

Dari artikel ‘Shalat dan Berdoa di Kuburan — Muslim.Or.Id‘

http://hujjahnu.blogspot.com/2013/01/larangan-menuduh-kafir-atau-musyrik.html

Arab Saudi Mahu Pindahkan Makam Nabi

Arab Saudi Mau Pindahkan Makam Nabi Muhammad SAW?

Makam Nabi Muhammad SAW Mau Dipindahkan?

Entah berita ini benar atau salah, saya tidak setuju makam Nabi Muhammad dipindahkan.
Orang ziarah ke makam Nabi itu bukan karena menyembah Nabi. Mereka sekedar mendoakan Nabi. Ini sama halnya dengan kita sholat jenazah di mana mayat jenazah ditaruh di depan kita. Kita mensholati jenazah dan mendoakan jenazah. Kita menyembah Allah. Bukan menyembah jenazah.
Jasad Fir’aun yang mengaku Tuhan saja dipelihara Allah agar orang2 bisa mendapat pelajaran bahwa Fir’aun itu kafir dan itu imbalannya. Orang paham Fir’aun itu nyata.

Para sahabat seperti Umar ra dan penerusnya yang menguasai Mesir selama ribuan tahun tidak mau menghancurkan Piramida dan Sphinx. Mereka tidak takut ummat Islam akan syirik. Karena mereka menanamkan pelajaran Aqidah / Iman kepada ummat Islam. Bukan dgn cara menghancurkan tempat2 bersejarah.

Ziarah dan Sholat Jenazah bukan berarti kita Syirik. Kita berdoa kepada Allah

Di zaman Nabi Ibrahim, banyak orang menyembah Matahari, Bulan, dan Bintang. Apakah untuk menghindari orang jadi Musyrik kita harus menghancurkan Matahari, Bulan, dan Bintang? Tidak begitu. Tapi dengan membuka akal mereka bahwa itu bukanlah Tuhan.  Pada surat Al An’aam 76-78 Nabi menjelaskan kepada kaumnya bahwa bintang, bulan, dan matahari yang bisa tenggelam/menghilang itu bukanlah Tuhan.

Sebagai Nabi, mudah saja bagi Nabi Ibrahim AS untuk berdoa kepada Allah agar menghancurkan Bintang, Bulan, dan Matahari agar kaumnya tidak musyrik. Tapi beliau tidak melakukan itu. Beliau pakai cara yang cerdas. Memakai akal!

Bangsa Jepang dulu juga banyak yang menyembah matahari. Tapi seiring dengan berkembangnya pengetahuan sehingga kita paham matahari itu cuma bola gas yang terbakar, orang2 Jepang pun sudah banyak yang tidak mempercayai Matahari sebagai Tuhan. Jadi tidak perlu kita rempong menghancurkan matahari. Tanamkan aqidah dgn ilmu seperti Sifat 20:

http://media-islam.or.id/2009/11/08/sifat-20-allah-yang-penting-dan-wajib-kita-ketahui/

Nah ini kok makam Nabi yang mengaku Hamba Allah mau dipindah2? Nanti orang mengira Nabi Muhammad itu cuma dongeng belaka seperti Sangkuriang atau tokoh legenda lainnya.

Jika orang mengira Nabi Muhammad itu tidak ada, maka nanti orang mengira Islam itu tidak benar.

Inilah tipu daya Yahudi guna merusak Islam.

Nabi Muhammad SAW tidak khawatir jika ummatnya akan menjadi Musyrik: ” Saya tidak takut kalau kalian jadi musyrik -sebab tentulah jauh dari kemusyrikan itu, tetapi yang saya takutkan menimpa engkau semua ialah kalau engkau semua sama berlomba-lomba dalam mengejar keduniaan.” –

“Dari Uqbah bin Amir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. pergi keluar ke tempat orang-orang yang terbunuh dalam peperangan Uhud, lalu beliau s.a.w. mendoakan mereka setelah terkubur selama delapan tahun, sebagai seorang yang hendak mohon diri untuk orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati. Kemudian beliau s.a.w. naik ke mimbar lalu bersabda: “Sesungguhnya saya sekarang ini di hadapan engkau semua sebagai orang yang mendahului dan saya menyaksikan atasmu semua. Sesungguhnya tempat perjanjian kita bertemu lagi ialah di Haudh -sebuah danau di syurga. Sesungguhnya saya dapat melihat Haudh itu dari tempatku ini. Saya tidak takut kalau kalian jadi musyrik -sebab tentulah jauh dari kemusyrikan itu, tetapi yang saya takutkan menimpa engkau semua ialah kalau engkau semua sama berlomba-lomba dalam mengejar keduniaan.” Uqbah berkata: “Itulah yang merupakan pandangan saya yang terakhir yang saya dapat melihat kepada Rasulullah s.a.w.” (Muttafaq ‘alaih) 

http://kabarislamia.com/2013/03/12/wahabi-tuduh-muslim-lebih-syirik-dari-musyrikin-quraisy-mekkah/

Justru orang yang su’u zhon menuduh bahwa sebagian besar ummat Islam musyrik itulah sebenarnya orang yang sesat. Ini hadits Nabinya:

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Ah kami kan memurnikan Islam sesuai Al Qur’an dan Hadits, begitu kata kelompok “Penghancur Kuburan”. Sesungguhnya para Sahabat dan Ulama Tabi’in jauh lebih paham daripada mereka yang hidup di akhir zaman. Jika salah, tentu para Sahabat dan Ulama Tabi’in sudah memindahkan/menghancurkan makam Nabi. Tapi itu tidak mereka lakukan. Apa para manusia akhir zaman ini lebih baik dari para Sahabat?

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)

سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits yang mereka pegang, belum tentu asli. Belum tentu pemahaman mereka sesuai dgn pemahaman sahabat sebagaimana hadits Nabi di atas. Mengatakan Al Qur’an dan Hadits tapi malah keluar dari Islam.

Sejak zaman sahabat Nabi, Tabi’in, Tabi’it Tabi’in dsb makam Nabi Muhammad SAW ya di situ letaknya. Tidak pernah dipindahkan. Apa aliran “Islam Murni” Salafi Wahabi yang lahir di akhir zaman ini merasa lebih murni dari para sahabat sehingga mau memindahkan makam Nabi? Justru zaman Nabi dan para sahabat yang paling murni. Dan sekarang adalah yang paling kotor. Bukan sebaliknya.

Di Media Arab Saudi, Al Arabiya berita ini dibantah. Kata Mowafaq al-Nowaysar – Pemred Koran Arab Saudi “Makkah”: Makam Nabi Muhammad hanya diisolasi (isolated). Bukan dihancurkan (destroyed). Cuma kalau diisolasi, apa itu berarti menghalangi ummat Islam menziarahi Nabi Muhammad SAW? Melarang ummat Islam menziarahi orang yang mereka cinta?

Menziarahi orang mati itu sunnah Nabi. Setiap ke rumah Siti ‘Aisyah ra (sekitar seminggu sekali) Nabi selalu ziarah ke makam Baqi. Masak ummat Islam tidak boleh menziarahi kuburan Nabi meski hanya beberapa kali saja?

Silahkan baca Hadits:
Dari Aisyah ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.” (Riwayat Muslim)
Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kubur-kubur Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka -penghuni-penghuni kubur-kubur- itu dengan wajahnya, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para ahli kubur, semoga Allah memberikan pengampunan kepada kita dan kepadamu semua. Engkau semua mendahului kita dan kita akan mengikuti jejakmu.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Saudi berencana pindahkan makam Nabi Muhammad

Merdeka.com – Saudi Arabia berencana memindahkan makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi di Kota Madinah. Kabar itu muncul setelah tadi malam seorang sarjana Saudi mengajukan draf rancangan pemindahan makam nabi itu dalam dokumen sepanjang 61 halaman.

Proposal pemindahan makam nabi itu diberikan kepada sejumlah pengawas tempat suci. Dalam dokumen itu disebutkan makam nabi akan dipindahkan ke pemakaman al-Baqi. Sisa-sisa jenazah nabi nantinya akan dikuburkan tanpa nisan atau tanpa identitas.

Menurut Saudi tindakan itu dilakukan supaya makam nabi tidak dijadikan berhala buat disembah atau menjadi dosa sirik, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (2/9).

“Mereka ingin mencegah para jamaah haji berziarah ke makam nabi karena dianggap perbuatan sirik,” kata Dr Irfan al-Alawi, direktur Yayasan Penelitian Peninggalan Islam kepada surat kabar the Independent.
http://www.merdeka.com/dunia/saudi-berencana-pindahkan-makam-nabi-muhammad.html

Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan

TEMPO.CO, Madinah – Bocornya dokumen yang ditulis akademikus Arab Saudi mengenai usulan pemindahan makam Nabi Muhammad menjadi perbincangan publik. Laporan di harian The Independent berjudul “Saudi Menghadapi Risiko Perpecahan Baru dengan Usulan Memindahkan Makam Nabi Muhammad” itu mengutip usulan dalam dokumen oleh seorang akademikus yang beredar di antara para pengawas Masjid Nabawi.

Dalam laporan setebal 61 halaman tersebut dijelaskan bahwa makam, termasuk kerangka jenazah Nabi Muhammad, yang kini berada di Kubah Hijau Masjid Nabawi di Madinah akan dipindahkan ke pemakaman al-Baqi, yang letaknya tak jauh dari Masjid Nabawi.
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/03/115604149/Makam-Nabi-Muhammad-Akan-Dipindahkan

Usulan Saudi Pindahkan Makam Nabi Jadi Trending di Media Sosial

Laporan di harian koran The Independent berjudul ‘Saudi menghadapi risiko perpecahan baru dengan usulan memindahkan makam Nabi Muhammad’ itu mengutip usulan dalam dokumen oleh seorang akademisi yang beredar di antara para pengawas Masjid Nabawi.

Namun rencana itu diangkat akademisi lain yang mengkritik dirusaknya tempat-tempat suci dan artefak di Mekah.
http://news.detik.com/read/2014/09/03/014123/2679983/934/usulan-saudi-pindahkan-makam-nabi-jadi-trending-di-media-sosial?9922022

Saudi newspaper accuses The Independent of theft

But in an editorial on Wednesday, Mowafaq al-Nowaysar – Deputy Editor in Chief of Saudi Arabia’s “Makkah” Newspaper said that The Independent “fell in the trap of misunderstandings after it mistranslated” an Arabic article that was posted in Makkah Newspaper on Aug. 25.

The article states that there are calls for the Prophet’s tomb to be “isolated,” not destroyed, explained Nowaysar, who also accused The Independent of previously stealing content from his newspaper.

http://english.alarabiya.net/en/media/print/2014/09/03/Saudi-newspaper-accuses-The-Independent-of-theft.htm

Arab Saudi dan Salafi Wahabi Mahu Hancurkan Makam Nabi

Arab Saudi dan Salafi Wahabi Mau Hancurkan Makam Nabi?
Assalamu’alaikum wr wb,

Pertama memang beredar berita bahwa Arab Saudi akan membongkar makam Nabi. Berita2 ada di bawah. Seorang teman yang ke Arab Saudi juga mengkonfirmasi bahwa Arab Saudi membagikan Kuesioner yang meminta pendapat kalau makam Rasul dipindah dan rumah tempat Rasul lahir dan juga rumah Siti Khadijah mau dibongkar katanya takut dikultuskan. Apa rekan2 lain dapat kuesioner serupa?

Wahabi sudah pernah membongkar makam sahabat Nabi Ibnu ‘Abbas dan Zaid bin Khoththob dgn alasan memerangi kemusyrikan karena menuduh ummat Islam yang ziarah kubur sesuai sunnah Nabi sebagai musyrik penyembah kuburan.
Padahal jika kita tidak su’u zhon, niscaya itu tidak syirik. Saat Allah meminta Iblis sujud kepada Nabi Adam, itu bukan syirik.
Saat Nabi Muhammad, Umar, dan ummat Islam mencium Hajarul Aswad, itu bukan syirik karena mereka menyembah Allah.
Saat orang2 sholat jenazah dan menghadap jenazah, orang yang su’u zhon menganggap orang2 itu menyembah jenazah. Padahal bukan. Tapi mensholati jenazah.
Saat orang2 berkunjung ke kuburan dan berdoa, mereka itu berdoa minta kepada Allah. Bukan kepada kuburan. Bahkan yang tawassul pun sebetulnya meminta didoakan kepada Allah. Sama halnya seperti kita bilang “Tolong doain ya” saat kita minta orang lain mendoakan kita. Itu minta doanya tetap kepada Allah. Bukan Syirik.

Saya harap semua ummat Islam yang cinta Nabi menentang rencana Arab Saudi dan Salafi Wahabi yang ingin menghancurkan makam Nabi.

Saya harap para pejabat Islam dan para ulama memprotes keras Raja Arab Saudi dan Dubes2 Arab Saudi.

Mohon sebarkan ke yang lain…

Silahkan baca:

Arab Saudi Mau Pindahkan Makam Nabi Muhammad SAW?

HT: Kemarin juga mereka menyebarkan kuisener yang meminta pendapat kalau makam Rasul dipindah dan rumah tempat Rasul lahir dan juga rumah Siti Khadijah mau dibongkar katanya takut dikultuskan …. waktu itu saya usulnya makam Rasul tetap disitu tapi jadi diluar mesjid nabawi …

AN: Kalau sampai membongkar dan memindahkan makam Rasul, berarti Wahabi itu betul2 buatan Zionis Inggris pak. Rumah Nabi di Mekkah dan Rumah Siti Khadijah di Mekkah sudah mereka hancurkan dan diganti dgn Hotel2 Hilton, Sheraton, segala macam. Sepertinya jejak2 Nabi mau mereka hapus seolah2 nanti Nabi Muhammad tidak pernah lahir.

http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam/

HT: Kalau rumah tempat Nabi dilahirkan masih ada walaupun seperti kurang terpelihara dan dijadikan perpustakaan tapi dibandingkan dengan istana raja disebelahnya ya jauh banget … makanya saya menentang sekali pemindahan makam Rasul dan lebih menuntut merombak Mesjid Nabawi hanya sampai roudoh bukan sampai babu salam

AN: Sunnah Nabi itu adalah Ziarah Kubur. Bukan membongkar kuburan. Apalagi kuburan Nabi Muhammad. Orang ziarah kubur, dikira menyembah kuburan. Harusnya justru pembangunan masjid itulah yang diatur agar justru tidak menghancurkan kuburan Nabi Muhammad. Wahabi lagi testing the water: Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)

HT: Ya mereka juga menyampaikan alasan berdasarkan hadist katanya Nabi melarang mesjid dijadikan kuburan dan saya jawab duluan mana makam Nabi atau perluasan mesjid nabawi ??? jadi yang salah pemerintah arab saudi yang merenofasi mesjid bukan makamnya ….

AN: Betul. Masjidnya saja yang digeser. Kan bisa diperluas ke arah yang berlawanan dari makam Nabi. Mau 1 km kek atau 2 km terserah. Yang penting tidak menggusur makam Nabi. Tapi sepertinya ini memang disengaja. Dulu upaya ini pernah dicoba. Sekarang mau diulangi lagi. Aneh kalau hotel2 seperti Hilton, Sheraton berdiri, makam dan ruman Nabi malah dihancurkan.

Ini Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab menghancurkan makam Zaid bin Khaththab dgn alasan mencegah kemusyrikan. Jadi jgn heran kalau pengikunya begitu meski tidak pernah mau mengaku: Suatu ketika, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab adalah saudara kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua. Membuat bangunan di atas kubur menurut pendapatnya dapat menjurus kepada kemusyrikan.
Amir menjawab “Silakan… tidak ada seorang pun yang boleh menghalang rancangan yang mulia ini.” Tetapi Sbeliau khuatir masalah itu kelak akan dihalang-halangi oleh penduduk yang tinggal berdekatan maqam tersebut. Lalu Amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama Syeikh Muhammad merobohkan maqam yang dikeramatkan itu.
Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam Zaid bin al-Khattab ra. yang gugur sebagai syuhada’ Yamamah ketika menumpaskan gerakan Nabi Palsu (Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah suatu waktu dulu, hanyalah berdasarkan prasangka belaka. Karena di sana terdapat puluhan syuhada’ (pahlawan) Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka.
Bisa saja yang mereka anggap makam Zaid bin al-Khattab itu adalah makam orang lain. Tetapi oleh karena masyarakat setempat di situ telah terlanjur beranggapan bahwa itulah makam beliau, mereka pun mengkeramatkannya dan membina sebuah masjid di dekatnya. Makam itu kemudian dihancurkan oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atas bantuan Amir Uyainah, Uthman bin Muammar.
Pergerakan Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian menghancurkan beberapa makam yang dipandangnya berbahaya bagi ketauhidan. Hal ini menurutnya adalah untuk mencegah agar makam tersebut tidak dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat Islam setempat. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhab

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhab

Silahkan baca Hadits:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.” (Riwayat Muslim)Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kubur-kubur Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka -penghuni-penghuni kubur-kubur- itu dengan wajahnya, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para ahli kubur, semoga Allah memberikan pengampunan kepada kita dan kepadamu semua. Engkau semua mendahului kita dan kita akan mengikuti jejakmu.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
[LARGE]Makam Nabi Muhammad Terancam Dihancurkan [/LARGE]
Thursday, 01 November 2012 02:23 Berita Utama
[B]Demi Proyek Miliaran Dolar AS[/B]

[B][IMG]/images/stories/andnews/makamrasulullah.jpg[/IMG]Riyadh-andalas[/B] Pemerintah Arab Saudi berencana membongkar situs warisan budaya Islam, Masjid Nabawi di Medinah yang di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad Saw dan dua sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq and Umar bin Khatab. Hal ini dilakukan untuk memperluas masjid tersebut.

Pengerjaan proyek perluasan masjid ini akan dilakukan segera pada akhir November. Proyek ini diperkirakan menghabiskan 6 miliar dolar AS (sekitar Rp57,7 triliun). Setelah direkonstruksi masjid ini diharapkan dapat menjadi yang terbesar di dunia, serta menampung jemaah haji hingga 1,6 juta orang.

Seperti dilansir Russian Today News, Rabu (31/10), Pemerintah Arab Saudi bersikukuh menggelar proyek. Bagi pemerintah, hal ini sangat penting untuk mengimbangi jumlah jemaah umroh dan haji, yang terus meningkat. Jumlah jemaah telah mencapai 12 juta orang setiap tahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 17 juta per tahun pada 2025.

Sementara itu, pembangunan berbagai bangunan pusat perbelanjaan dan hotel mewah yang terletak di dekat situs warisan budaya Islam terus dilakukan. Mereka pun akan menaikkan biaya hotel mewah di dekat Mekkah menjadi 500 dolar AS (Rp4,8 juta) per malam.

Untuk membangun masjid mewah itu, Kerajaan Saudi juga bakal membongkar Benteng Ajyad di atas sebuah bukit yang dibangun pada era Ottoman, Turki. Dalam 20 tahun belakangan Gulf Institute yang berbasis di Washington, AS, memperkirakan sudah 95 persen tempat-tempat suci hancur.

Pemerintah Arab Saudi juga merencanakan pembangunan kawasan elite besar di Jabal Omar. Kawasan ini disebut-sebut akan menjadi mutiara baru Mekkah yang terdiri dari enam hotel bintang lima, tujuh menara dengan 39 lantai, 520 restoran, dan 360 toko komersial dan pasar swalayan.
Perluasan dan pengembangan ini juga mengancam perumahan penduduk setempat. Tetapi, sejauh ini sebagian besar warga masih diam. Padahal,

“Seperti dimuat dalam Alquran, Mekkah adalah kota suci. Kota ini luar biasa, bukan kota biasa. Namun, penduduk setempat diam, tidak melawan pemerintah Wahhabi Saudi,” kata  Dr Irfan al Alawi, peneliti Islam Heritage Foundation, di Inggris, kepada RT News, Selasa (30/10).

Yang paling menyedihkan, tempat kelahiran Nabi dirobohkan menjadi perpustakaan umum, sementara rumah Siti Khadijah berubah menjadi toilet untuk umum. Perluasan masjid bakal memangsa permukiman warga, tapi sejauh ini mereka diam seribu basa.

“Mereka hanya ingin meraup keuntungan yang besar dari peziarah yang kaya. Hal ini bakal memberatkan jemaah yang kurang mampu, karena biayanya akan dinaikkan jauh lebih mahal,” ujar Al Alawi.

Irfan al-Alawi menuding diamnya kaum Muslim atas rencana itu sebagai bencana sekaligus sikap berpura-pura.

“Film tentang Nabi Muhammad baru-baru ini mengakibatkan protes (kaum Muslim) di seantero jagat, namun penghancuran tempat kelahiran Nabi, tempat dia salat, dan menegakkan Islam malah dibiarkan tanpa kecaman,” katanya, seperti dilansir surat kabar the Independent, Selasa (30/10).
Dia mengakui perluasan Masjid Nabawi memang diperlukan, tapi rencana pemerintah Negeri Dua Kota Suci itu sungguh mencemaskan.

Menurut Alawi, perluasan itu sebagian besar dilakukan di sebelah barat masjid, di mana di situ terdapat makam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Karena itu, dia takut tiga makam ini juga bakal lenyap.

Hingga berita ini dilansir, Riyadh belum bisa dimintai komentar soal rencana penghancuran makam Nabi itu.

Lima tahun lalu, beredar selebaran dari Kementerian Urusan Islam Saudi atas rekomendasi Mufti Agung Saudi Abdul Aziz al-Syekh. Isinya mendesak penghancuran makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar. Seruan ini disokong para ulama Wahabi, sekte terbesar di Saudi, termasuk Syekh Ibnu al-Uthaymin.

[B]Menimbulkan Gejolak[/B]

Rencana Pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad Saw akan menimbulkan gejolak di dunia Islam. Masdar F Mas’udi, Rois Syuriah PBNU, menjelaskan jika benar, rencana tersebut hanya menunjukkan adanya paranoid keimanan.

“Alasan bahwa ada ketakutan umat Islam menjadi musyrik karena menyembah makam Nabi, itu sama sekali tidak berdasar. Orang umat juga tahu bahwa itu tidak boleh,” ujarnya kepada Kabar24, Selasa (30/10).

Mas’udi menegaskan bahwa sebagai sebuah penilasan, makam Nabi bersama makam dua sahabat Nabi adalah sebuah situs sejarah.

“Penghancuran penilasan itu menunjukkan sebuah tindak yang tidak berbudaya,” tegasnya sembari menyebutkan bahwa upaya untuk membongkar makam Nabi Muhammad mulai muncul sejak kaum Wahabi berkuasa di Arab Saudi. “Itu terjadi sejak tahun 1920-an.”

Pada tahun 1924-1925, Arab Saudi dipimpin oleh Ibnu Saud, Raja Najed yang beraliran Wahabi. Aliran ini sangat dominan di tanah Haram, sehingga aliran lain tidak diberi ruang dan gerak untuk mengerjakan mazhabnya.

Semasa kepemimpinan Ibnu Saud, terjadi eksodus besar-besaran ulama dari seluruh dunia. Mereka kembali ke negara masing-masing, termasuk para pelajar Indonesia yang sedang mencari ilmu di Arab Saudi.

Aliran Wahabi yang terkenal puritan, berupaya menjaga kemurnian agama dari musyrik dan bid’ah. Maka beberapa tempat bersejarah, seperti rumah Nabi Muhammad Saw dan sahabat, termasuk makam Nabi Muhammad pun hendak dibongkar.

Umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah merasa sangat perihatin kemudian mengirimkan utusan menemui Raja Ibnu Saud. Utusan inilah yang kemudian disebut dengan Komite Hijaz.

Komite Hijaz ini merupakan sebuah kepanitiaan kecil yang dipimpin oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Setelah berdiri, Komite Hijaz menemui Raja Ibnu Suud di Hijaz (Saudi Arabia) untuk menyampaikan beberapa permohonan, seperti meminta Hijaz memberikan kebebasan kepada umat Islam di Arab untuk melakukan ibadah sesuai dengan mazhab yang mereka anut.

Karena untuk mengirim utusan ini diperlukan adanya organisasi yang formal, maka didirikanlah Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926, yang secara formal mengirimkan delegasi ke Hijaz untuk menemui Raja Ibnu Saud.

Berkat kegigihan para kiai yang tergabung dalam Komite Hijaz, aspirasi dari umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah diterima oleh Raja Ibnu Saud. Makam Nabi Muhammad pun tidak jadi dihancurkan.(bbs/gus)
http://harianandalas.com/Berita-Utama/Makam-Nabi-Muhammad-Terancam-Dihancurkan

Rois Syuriah PBNU: Rencana Pembongkaran Makam Nabi SAW Tidak Boleh Dilakukan
Rubrik: Asia, Nasional | Kontributor: Tim dakwatuna.com – 30/10/12 | 22:50 | 14 Dhul-Hijjah 1433 H
Ada 8 komentar dan belum ada reaksi
1937 hits

Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi. (ANTARA/Rezza Estili)
dakwatuna.com – Rencana Pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad SAW akan menimbulkan gejolak di dunia Islam.
Masdar F. Mas’udi, Rois Syuriah PBNU, menjelaskan jika benar, rencana tersebut hanya menunjukkan adanya paranoid keimanan.
“Alasan bahwa ada ketakutan umat Islam menjadi musyrik karena menyembah makam Nabi, itu sama sekali tidak berdasar. Orang umat juga tahu bahwa itu tidak boleh,” ujarnya kepada Kabar24, Selasa (30/10/2012).
Mas’udi menegaskan bahwa sebagai sebuah petilasan, makam Nabi bersama makam dua sahabat Nabi adalah sebuah situs sejarah.
“Penghancuran petilasan itu menunjukkan sebuah tindak yang tidak berbudaya,” tegasnya sembari menyebutkan bahwa upaya untuk membongkar makam Nabi Muhammad mulai muncul sejak kaum Wahabi berkuasa di Arab Saudi. “Itu terjadi sejak tahun 1920-an.”
Lebih jauh disebutkannya, dalam Musyawarah nasional dan konferensi besar alim ulama di Pesantren Kempek, Kab. Cirebon, soal itu juga sempat dibahas. Para ulama berpandangan sama bahwa pembongkaran makam Nabi Muhammad itu tidak boleh dilaksanakan.
Menyoal tindakan yang akan dilakukan umat Islam, Mas’udi menyebutkan bahwa hal itu pasti akan dilakukan. Namun, tentu tidak bisa diputuskan oleh satu orang melainkan harus melalui pembicaraan dengan banyak pihak.
Rencana Pemerintah Arab Saudi untuk menghancurkan makam Nabi Muhammad dan tiga masjid tertua di dunia bulan depan, memang mengejutkan.
Menurut Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam, sejauh ini belum ada tindakan umat Islam untuk menghalangi aksi pemerintah Saudi yang ingin menghancurkan situs bersejarah ini demi membangun mesjid terbesar dengan kapasitas 1,6 juta orang.
“Ada banyak cara mereka bisa memperluas dengan tetap mempertahankan situs Islam kuno tapi mereka justru ingin merobohkannya,” kata Irfan al-Alawi.
“Alasan mereka adalah mereka mereka ingin memperlebar dan menciptakan 20 ruangan di mesjid yang bisa menampung 1,6 juta orang. Itu tidak masuk akal. Satu-satunya hal yang mereka inginkan adalah memindahkan fokus dari tempat Nabi dikuburkan,” lanjut Alawi.
Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.
Rencana membuldozer bangunan bersejarah ini akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 Khalifah sekaligus sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar.
Penghancuran situs bersejarah ini bukanlah tindakan pertama pemerintah Arab Saudi di bawah Pemerintahan Raja Arab Saudi Abdullah.
Pada 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet rencana penghancuran yang mana pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh. Pamflet tersebut berisi bahwa penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdulaziz al-Sheikh.
Gulf Institute mengatakan Riyad telah membuldozer 95% dari bangunan berusia 1.000 tahun di kota suci Mekah dan Madinah selama 20 tahun terakhir dengan tujuan membangun pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit dan hotel mewah.
Sementara itu, juga muncul kecurigaan bahwa penghancuran makam itu akan diiringi dengan pembangunan gedung mewah. (Kabar24/sae/bas/bisnis)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/23884/rois-syuriah-pbnu-rencana-pembongkaran-makam-nabi-saw-tidak-boleh-dilakukan/#ixzz2HRYiKLES

Fitnah, Makam Nabi Muhammad saw akan dihancurkan
SELASA, 30 OKTOBER 2012 17:28 EMAN MULYATMAN

Masjid Nabawi di Madinah

CyberSabili-JAKARTA-Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berencana menghancurkan makam Nabi Muhammad saw yang terletak di Masjid Nabawi, Madinah. Seperti dikutip laman Fars News Agency yang dilansir Kabar24, Senin (29/10/2012), rencana tersebut dimotori Mufti Besar Arab Saudi, Abdul Aziz al-Sheikh.

Penghancuran makam Rasulullah saw itu merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan tiga masjid lainnya yang merupakan masjid tertua di dunia.

Sebagai gantinya, pemerintah Arab Saudi merencanaakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar poundsterling, sebuah rencana yang dinilai mengejutkan umat muslim di dunia.

Bahkan rencana penghancuran Masjid Nabawi di Madinah, tempat di mana Nabi Muhammad saw dimakamkan, akan dimulai bulan depan seusai musim Haji. Kemudian, di atas tanah situs paling bersejarah tersebut, pemerintah Saudi akan membangun gedung terbesar di dunia yang bisa menampung 1,6 juta orang.

Raja Arab Saudi Abdullah memang enggan melestarikan warisan arkeologi paling suci bagi dunia Islam tersebut. Karuan saja, langkahnya itu sudah mendorong kemarahan umat Islam.

Pengembangan Masjid Nabawi sebagian besar nantinya akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 khalifah sekaligus sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Abu Bakar Siddiq ra dan Umar bin Khatab ra.

Rencana itu sudah digulirkan sejak 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet yang isinya rencana penghancuran makam Rasulullah saw dan situs bersejarah lainnya. Pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdul Aziz al-Sheikh. Bahkan, di dalam pamflet disebutkan, penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdul Aziz al-Sheikh.

“Diamnya kaum Muslimin atas penghancuran Makkah dan Madinah adalah bencana dan kemunafikan terbesar,” kata Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam. Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.

“Film tentang Nabi Muhammad baru-baru ini sudah menyebabkan protes dari seluruh dunia…namun penghancuran tempat kelahiran Nabi saw, di mana beliau berdoa dan mendirikan Islam justru dibiarkan hancur tanpa kritik,” dia menambahkan. Sebagaimana kami kutip dari laman monitorindonesia.com.
Namun ketika Sabili mengkonfirmasi ke seorang tokoh di Kedubes Saudi, dia langsung membantahnya. Mufti Saudi tidak pernah memfatwakan seperti itu. Berita tersebut bersumber dari propaganda Iran, “Mereka dengki karena haji tahun ini berlangsung sukses,” katanya singkat.

http://www.sabili.co.id/internasional/fitnah-makam-nabi-muhammad-saw-akan-dihancurkan

MAKAM NABI MUHAMMAD SAW: Jika Dibongkar, Picu Gejolak Dunia Islam
JIBI
Selasa, 30 Oktober 2012 | 19:39 WIB
More Sharing ServicesShare on twitterShare on digg

JAKARTA: Rencana Pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad SAW akan menimbulkan gejolak di dunia Islam.

Masdar F. Mas’udi, Rois Syuriah PBNU, menjelaskan jika benar, rencana tersebut hanya menunjukkan adanya paranoid keimanan.

“Alasan bahwa ada ketakutan umat Islam menjadi musyrik karena menyembah makam Nabi, itu sama sekali tidak berdasar. Orang umat juga tahu bahwa itu tidak boleh,” ujarnya kepada Kabar24, Selasa (30/10/2012).

Mas’udi menegaskan bahwa sebagai sebuah petilasan, makam Nabi bersama makam dua sahabat Nabi adalah sebuah situs sejarah.

“Penghancuran petilasan itu menunjukkan sebuah tindak yang tidak berbudaya,” tegasnya sembari menyebutkan bahwa upaya untuk membongkar makam Nabi Muhammad mulai muncul sejak kaum Wahabi berkuasa di Arab Saudi. “Itu terjadi sejak tahun 1920-an.”

Lebih jauh disebutkannya, dalam Musyawarah nasional dan konferensi besar alim ulama di Pesantren Kempek, Kab. Cirebon, soal itu juga sempat dibahas. Para ulama berpandangan sama bahwa pembongkaran makam Nabi Muhammad itu tidak boleh dilaksanakan.
Menyoal tindakan yang akan dilakukan umat Islam, Mas’udi menyebutkan bahwa hal itu pasti akan dilakukan. Namun, tentu tidak bisa diputuskan oleh satu orang melainkan harus melalui pembicaraan dengan banyak pihak.

Rencana Pemerintah Arab Saudi untuk menghancurkan makam Nabi Muhammad dan tiga masjid tertua di dunia bulan depan, memang mengejutkan.

Menurut Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam, sejauh ini belum ada tindakan umat Islam untuk menghalangi aksi pemerintah Saudi yang ingin menghancurkan situs bersejarah ini demi membangun mesjid terbesar dengan kapasitas 1,6 juta orang.

“Ada banyak cara mereka bisa memperluas dengan tetap mempertahankan situs Islam kuno tapi mereka justru ingin merobohkannya,” kata Irfan al-Alawi.

“Alasan mereka adalah mereka mereka ingin memperlebar dan menciptakan 20 ruangan di mesjid yang bisa menampung 1,6 juta orang. Itu tidak masuk akal. Satu-satunya hal yang mereka inginkan adalah memindahkan fokus dari tempat Nabi dikuburkan,” lanjut Alawi.

Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.

Rencana membuldozer bangunan bersejarah ini akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 Khalifah sekaligus sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar.

Penghancuran situs bersejarah ini bukanlah tindakan pertama pemerintah Arab Saudi di bawah Pemerintahan Raja Arab Saudi Abdullah.

Pada 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet rencana penghancuran yang mana pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh. Pamflet tersebut berisi bahwa penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdulaziz al-Sheikh.

Gulf Institute mengatakan Riyad telah membuldozer 95% dari bangunan berusia 1.000 tahun di kota suci Mekah dan Madinah selama 20 tahun terakhir dengan tujuan membangun pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit dan hotel mewah.

Sementara itu, juga muncul kecurigaan bahwa penghancuran makam itu akan diiringi dengan pembangunan gedung mewah. (Kabar24/sae/bas)
http://www.bisnis.com/articles/makam-nabi-muhammad-saw-jika-dibongkar-picu-gejolak-dunia-islam

Rumah Nabi Di Mekah Sudah Dimusnahkan

Rumah2 Nabi Di Mekkah Sudah Dihancurkan

RUMAH NABI

Pemerintah Arab Saudi atas pengaruh Ulama Salafi Wahabi sudah menghancurkan rumah tempat Nabi lahir dan dirubah jadi perpustakaan. Sementara rumah Nabi saat tinggal dgn Siti Khadijah ra di Mekkah dirubah jadi WC Umum. Bukankah ini penghinaan?

Sekarang pun muncul kabar bahwa Makam Nabi di Masjid Nabawi mau dihancurkan meski Redaktur Koran Saudi, Mekkah mengatakan yang benar adalah diisolasi (Isolated) sehingga ummat Islam tidak bisa menziarahi Nabi.

2 Rumah Nabi sudah dihancurkan karena dianggap bisa menjadikan ummat Islam musyrik. Sementara Hotel Hilton yang luasnya ratusan kali lipat berdiri megah di samping Masjidil Haram.

Selama lebih dari 1000 tahun rumah-rumah Nabi berhasil diselamatkan oleh para sahabat dan para ulama Salaf. Namun ulama Salafi Wahabi yang muncul sejak abad 18 Masehi mempengaruhi Raja Arab Saudi agar menghancurkannya dengan alasan agar ummat Islam tidak musyrik.

Pendiri Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab memulai penghancuran makam sahabat Nabi. Korban pertamanya adalah Zaid bin Khattab. Saudara kandung Umar bin Khattab ra:

Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab adalah saudara kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua. Membuat bangunan di atas kubur menurut pendapatnya dapat menjurus kepada kemusyrikan.

Lalu Amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama Syeikh Muhammad merobohkan maqam yang dikeramatkan itu.

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhab

Sekarang gerakan penghancuran makam sahabat Nabi dilanjutkan oleh ISIS dan kawan-kawan.

Media Massa Wahabi mengatakan yang paling getol menyebar isyu penghancuran peninggalan Rasulullah adalah orang Syi’ah: Irfan al-Alawi, sejarawan dan direktur eksekutif Yayasan Penelitian Warisan Islam yang bermarkas di Inggris.

Menurut saya bagus jika ada orang, meski Syi’ah mencintai Nabi dan peninggalan Nabi. Aswaja selain mencintai sahabat seperti Abu Bakar ra dan Siti ‘Aisyah ra juga mencintai Nabi. Senang merayakan Maulid Nabi yang dibenci Wahabi sebagai bid’ah. Jadi wajar jika ummat Islam yang mencintai Nabi Muhammad merasa khawatir jika peninggalan Nabi seperti rumah dan makam Nabi sampai dihancurkan.

http://palingseru.com/14151/5-peninggalan-nabi-muhammad-yang-dihancurkan-arab-saudi

Rumah Rasulullah Jadi Perpustakaan

http://www.tribunnews.com/tribunners/2013/03/03/rumah-rasulullah-jadi-perpustakaan

Rumah Tempat Kelahiran Nabi Jadi Gedung Perpustakaan

http://www.pikiran-rakyat.com/node/236329

Rumah Nabi saw; Dari Terminal, Perpustakaan, Kini Hotel
http://orgawam.wordpress.com/2008/10/15/rumah-nabi-saw-dari-terminal-perpustakaan-kini-hotel/

Saudi lenyapkan lima peninggalan Nabi Muhammad
Berikut lima situs peninggalan Muhammad yang telah dan bakal dihancurkan kerajaan Saudi dilansir dari pelbagai surat kabar the Daily Mail, Russia Today, dan theamericanmuslim.org berikut ulasannya.

1.Tempat lahir Nabi Muhammad digusur demi bangun istana kepresidenan

Perusahaan pengembang di Arab Saudi yakni Grup Saudi Binladin milik keluarga kerajaan Saudi tahun lalu mengajukan proyek untuk menghancurkan tempat lahir Nabi Muhammad buat mendirikan tempat tinggal bagi imam Masjidil Haram dan istana kepresidenan.

Jika disetujui maka proyek itu akan merenovasi masjidil Haram dengan membangun kompleks modern di lokasi diyakini tempat lahir Nabi. Proyek itu ditaksir bernilai miliaran dolar Amerika, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (21/2).

Keluarga kerajaan Saudi selama ini menganut aliran Islam Wahabi sejak keluarga al-Saud berkuasa pada abad ke-19.

Penguasa Saudi sejak lama menolak melestarikan peninggalan-peninggalan Nabi di Masjidil Haram karena beralasan bisa menimbulkan sirik terhadap Allah.

“Tempat itu adalah peninggalan terakhir dari Nabi Muhammad, yakni tempat lahir beliau, lokasi paling suci bagi umat Islam dan komunitas Syiah di seluruh dunia,” kata Irfan al-Alawi, sejarawan dan direktur eksekutif Yayasan Penelitian Warisan Islam yang bermarkas di Inggris.

2.Penghancuran makam keluarga Rasulullah

21 April 1925, pemakaman Jannatul Baqi tempat keluarga Nabi Muhammad dimakamkan dihancurkan oleh Raja Abdul Aziz bin Saudi dari Arab Saudi. Di sini terbaring Shafiah (bibi Rasulullah), Ibrahim, putra baginda nabi, dan masih banyak lagi, termasuk putra Umar bin Khattab, dan ibu Ali bin Abi Thalib, Fatimah binti Asad.

Saudi beralasan butuh banyak pengeluaran merawat dan merekonstruksi makam-makam itu sebab bangunannya sudah banyak yang rusak. Sangat boros membuang uang negara untuk memperbaiki kuburan. Tak berapa lama kemudian setelah memberikan alasan keuangan, pemerintah Saudi membangun hotel mewah dengan jam raksasa di atasnya di sekitaran Kabah.

3.Rumah Khadijah jadi jamban

Perluasan Masjid Al-Haram, selain ada rumah nabi yang kini berubah jadi perpustakaan masjid, ternyata juga terdapat rumah Siti Khadijah, istri baginda Rasulullah. Lebih parah dari nasib rumah Nabi Muhammad SAW, bangunan didiamin Khadijah di masa lalu ini berubah jadi toilet.

Toilet mempunyai persamaan dengan ruang kecil dipakai untuk buang kotoran. Ini dianggap penghinaan atas istri Rasulullah itu.

4.Rumah pernah ditinggali Muhammad SAW jadi perpustakaan

Dalam dua dekade terakhir, the Gulf Institute yang berpusat di Ibu Kota Washington D.C., Amerika Serikat, mencatat Riyadh telah melumatkan 95 persen dari seluruh bangunan berusia lebih dari seribu tahun di Mekkah dan Madinah. Perluasan Masjid Al-Haram juga mengundang protes dan kecaman pelbagai pihak. Di sekitar Kabah kini bermunculan pelbagai pusat belanja, hotel, dan gedung jangkung.

Di sana kini terdapat kompleks Jabal Umar, terdiri dari apartemen, hotel, dan menara jam tertinggi sejagat. Buat mewujudkan proyek ini, Saudi membuldoser benteng Ajyad dibangun di masa kekhalifahan Usmaniyah. Di kompleks ini ada rumah nabi kini berubah menjadi perpustakaan masjid

5.Rencana penghancuran makam Rasulullah

Pemerintah Arab Saudi bakal menghancurkan makam Nabi Muhammad. Pusara Rasulullah itu terletak di dalam masjid paling suci kedua setelah Masjid Al-Haram di Kota Makkah. Tujuannya untuk memperluas Masjid Nabawi.?

Pembangunan masjid itu memang diperlukan, tapi rencana pemerintah Negeri Dua Kota Suci itu sungguh mencemaskan sebab perluasan bakal dilakukan di sebelah Barat, tempat makam Rasulullah bersama dua sahabatnya, Abu Bakar as-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Rencana ini dinilai bakal membuat banyak pihak murka dan umat Islam bakal bergejolak

Makam Nabi Di Masjid Nabawi Madinah

Makam Nabi di Masjid Nabawi Madinah

Ini adalah foto kuburan Nabi. Nabi Muhammad dikubur di dalam rumahnya. Kemudian Khalifah Abu Bakar ra dan Khalifah Umar bin Khoththob ra dikubur juga disamping makam Nabi. Ada tembok yang mengelilingi di situ. Ini terjadi sejak zaman Sahabat, Tabi’in (Anak Sahabat), dan Tabi’it Tabi’in (Cucu Sahabat). 3 Generasi terbaik dalam Islam di mana saat itu Islam masih murni. Ajaran Nabi sesuai dengan yang dipahami para sahabat.

Lalu bagaimana dengan hadits-hadits sahih ini yang melarang untuk menembok kuburan dan juga masjid?

Dari Jabir Ra: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.” [HR Muslim]

Aisyah r.a. mengatakan bahwa dalam keadaan sakit yang membawa kepada kematian, Nabi saw bersabda, “Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” Aisyah berkata, “Seandainya tidak karena sabda itu, niscaya mereka menampakkan kuburan beliau. Hanya saja aku khawatir (dalam satu riwayat: beliau khawatir atau dikhawatirkan 2/106) kuburan itu dijadikan masjid.” [HR Bukhari]

Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Jadi para sahabat, anak dan cucu sahabat belum bisa membaca Kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim karena Imam Bukhari dan Imam Muslim belum lahir. Adakah para sahabat dan anak2 sahabat ingkar hadits? Ingkar sunnah karena mereka menembok kuburan Nabi dan ternyata kuburan Nabi sekarang ada di dalam Masjid Nabawi karena perluasan yang dilakukan berulang kali? (dulu rumah Nabi dan Masjid Nabawi memang berdampingan).

Yang paling paham sahabat Nabi ya sahabat. Bukan orang2 sekarang. Sebab mereka biasa ngobrol dgn Nabi.

Rasulullah SAW bersabda,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
http://kabarislamia.blogspot.com/2014/12/siapakah-ulama-salaf-dan-pengikut-salaf.html

Dari jutaan ucapan Nabi dan perbuatan Nabi yang mereka lihat langsung, yang sampai ke kita paling kurang dari 100 ribu saja yang sahih, Pemahaman kita dgn pemahaman sahabat pun belum tentu sama. Bisa jadi kita tidak paham. Cuma di kerongkongan. Tidak tahu maksud sebenarnya dari hadits tsb:

Coba perhatikan hadits2 ini:

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)

“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
http://kabarislamia.blogspot.com/2015/03/wahabi-berdasarkan-al-quran-dan-hadits.html

Artinya di akhir zaman, ya zaman kita sekarang ini, bakal ada kaum muda atau ABG yang ngomongnya Al Qur’an dan Hadits melulu. Tapi sebenarnya cuma di kerongkongan. Artinya tidak paham.

http://kabarislamia.blogspot.com/2015/03/wahabi-berdasarkan-al-quran-dan-hadits.html

Walhasil, para Wahabi yang lahir di akhir zaman sudah menghancurkan banyak makam sahabat dan ulama. Makam Zaid bin Khoththob ra (kakak Khalifah Umar bin Khoththob ra) dihancurkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pendiri Wahabi. Alasannya menghilangkan kemusyrikan.

Kemudian para Wahabi sekarang menghancurkan makam sahabat Hujr bin Adi Al-Kindi di Suriah mereka hancurkan. Ini videonya:

Wahabi yang di Arab Saudi berulang-kali mencoba membongkar makam Nabi. Ini adalah Bid’ah Dholalah biadab yang tidak pernah dilakukan para sahabat dan ulama Salaf. Namun karena protes ummat Islam di seluruh dunia, pembongkaran tsb gagal.
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/03/115604161/Ini-Alasan-Pemindahan-Makam-Nabi-Muhammad

Kaum Sunni dan Syi’ah memprotes penghancuran makam sahabat dan rencana pembongkaran makam Nabi. Jadi jika kaum Wahabi menghancurkan makam sahabat dan mau membongkar kuburan Nabi, sebenarnya Wahabi ini pengikut siapa? Ummat siapa?

Inilah akibat memahami Al Qur’an dan Hadits secara kaku. Akhirnya keblinger. Sampai berkesimpulan Allah punya 2 tangan yang berjari dan ke2 tangan Allah Kanan Semua:
https://moslemsunnah.wordpress.com/2010/03/29/benarkah-kedua-tangan-allah-azza-wa-jalla-adalah-kanan/

Yang paham Al Qur’an dan Hadits itu cuma orang yang berilmu. Ulama. Bukan sembarang orang:
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)

Hilangnya ilmu bukan karena ilmu itu dicabut oleh Allah. Bukan karena Kitab Al Qur’an dan Hadits menghilang dari peredaran. Tapi hilang dengan wafatnya para Ulama yang menguasai ilmu tersebut.

Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. (Shahih Muslim No.4828)

Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)

Sehingga akhirnya orang-orang bodoh yang tidak faqih lah yang membaca kitab Al Qur’an dan Hadits dengan pemahaman yang keliru.

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/05/27/menghormati-dan-mengikuti-ulama-pewaris-nabi/

Jadi kalau akhirnya ada kuburan Ulama yang seperti kuburan Nabi, jangan bingung. Kan itu Sunnah Nabi dan Sunnah Sahabat. Dikasih atap itu bukan karena syirik. Biar yang ziarah tidak kepanasan.

Lalu kenapa ada masjid dekat kuburan? Kalau anda ke makam2 para Wali seperti Wali Songo, yang berkunjung itu banyak. Bisa ribuan. Kalau saat azan, para peziarah kan bisa segera sholat di masjid tsb? Masak sholat di kuburan? Ziarah Kubur itu juga sunnah Nabi. Begitu pula berdoa di kuburan:

Silahkan baca Hadits:

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.” (Riwayat Muslim)

Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kubur-kubur Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka -penghuni-penghuni kubur-kubur- itu dengan wajahnya, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para ahli kubur, semoga Allah memberikan pengampunan kepada kita dan kepadamu semua. Engkau semua mendahului kita dan kita akan mengikuti jejakmu.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
http://kabarislamia.blogspot.com/2012/09/wahabi-takfiri-fitnah-habib-seolah2.html

Jangan suka su’u zhon dan memfitnah muslim yang sedang ziarah / berdoa di kuburan sebagai Musyrik. Mengira mereka menyembah kuburan. Berdoa minta pada kuburan. Padahal kita tidak mendengar ucapan doa mereka:

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).

Syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)
http://kabarislamia.blogspot.com/2013/04/jangan-fitnah-muslim-sebagai-kafir.html

Hadits bukanlah Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Antara Nabi Muhammad dgn perawi hadits seperti Imam Bukhari, bisa terpaut 5-6 perawi hadits lain. Para perawi ini bukan Nabi yang maksum. Tidak bebas dari salah dan dosa. Dan isi hadits pun bisa bertentangan satu sama lain. Jadi orang awam tidak bisa mentafsirkan secara kaku. Contohnya hadits tentang membaca Bismillah pada sholat, ada hadits yang menyatakan Nabi membaca Bismillah dengan suara keras, ada pula yang bilang pelan / tidak kedengaran. Ini contohnya:

Anas bin Malik
مِعْتُ قتادةَ يُحَدِّثُ عن أنسٍ قال : صلَّيْتُ مع رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، وأبي بكرٍ ، وعمرَ ، وعثمانَ ، فلم أَسْمَعْ أحدًا منهم يقرأُ بسمِ اللهِ الرحمنِ الرحيمِ
“aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman dan aku tidak mendengar mereka membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Muslim 399).

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah SAW biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim”. (HR. Al Hakim 805).

Dari Abu Hurairah bahwa “Rasulullah SAW jika mengimami orang-orang, beliau men-jahr-kan bacaan bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi 2186).

Dari Bakr (Al Mazini), bahwa Ibnu Az Zubair biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 4156, sanadnya shahih)

Anas bin Malik berkata: “Mu’awiyah shalat di Madinah, dan ia men-jahr-kan bacaannya dan ia membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi dalam Ash Shaghir 392, sanadnya hasan)

Makam Rasulullah
Kuburan Tiga Orang Suci yang Menambah Aura Nabawi
INFO HAJI
13 September, 2013 – 22:22
PRLM – Ketika Nabi Muhammad SAW meninggal, beliau dikuburkan di dalam kamarnya sendiri –kamar yang merupakan ‘tempat tinggal’ Nabi SAW dengan istrinya, Siti Aisyah. Meski telah menjadi kuburan, Siti Aisyah tetap tinggal di kamar tersebut. Kemudian, ketika Abu Bakar mendekati ajal, beliau minta izin kepada Siti Aisyah agar dapat dikuburkan di samping sahabat yang paling dicintainya dan Aisyah mengizinkannya. Seperti diketahui Abu Bakar adalah ayah Siti Aisyah.

Kemudian ketika Umar bin Khattab mendekati ajal, beliau juga minta izin Siti Aisyah untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya, padahal Siti Aisyah sudah berencana untuk dikuburkan di samping suami dan ayah yang sangat dicintainya itu. Tetapi karena rasa hormatnya kepada Umar bin Khattab maka Siti Aisyah juga mengizinkannya.

Posisi kuburan ketiga orang yang sangat dimuliakan oleh umat Islam itu seperti posisi shalat antara imam dan ma’mum, artinya Abu Bakar menjadi ma’mum-nya Nabi SAW, kemudian Umar bin Khattab menjadi ma’mum-nya Abu Bakar. Pada awalnya makam berlokasi di luar Masjid Nabawi, tetapi setelah adanya perluasan dan perbaikan masjid makam Nabi Muhammad SAW dan kedua sahabat itu dimasukkan ke dalam masjid.

Tinta sejarah menjadi saksi kebencian musuh-musuh Islam terhadap Nabi Muhammad SAW sejak kelahirannya di Mekah. Berbagai percobaan pembunuhan berulangkali dilakukan, namun selalu menemui kegagalan. Kebencian mereka yang membara itu nampaknya tak pupus ketika Nabi SAW sudah meninggal, yang mereka wujudkan lewat upaya yang berulangkali untuk mencuri jasad beliau.

Makam Rasulullah yang sejak pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (91 H) dibangun sekat mukhamas –tembok segilima sebagai benteng yang tingginya 6,5 m. Mukhamas ini tak beratap dan tak berpintu agar orang sulit melihat ke dalam. Untuk mengamankan dari pencurian, atas inisiatif Sultan Nuruddin (577 H) makam Rasulullah sekelilingnya dicor dengan timah.

Jika kita mengunjungi Masjid Nabawi saat ini, di belakang mimbar ada jalan untuk memberi kesempatan penziarah mengunjungi makam Rasulullah namun tidak dibolehkan shalat di area ini karena di depan Imam. Posisi kuburan ditandai dengan kubah hijau di atasnya. Kubah hijau yang dikenal dengan nama Kubah Khudra dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud (1233 H), dan kini menjadi ciri khas atau identitas Masjid Nabawi. (Dadang Sutarjan/